27/03/13

Komunitas dan Entitas Sastra

Sakinah Annisa Mariz *
http://www.analisadaily.com/

Sering kali karya sastra dipandang sebagai kerja mandiri yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan kreatifitas dan keahlian individualis. Hal ini benar adanya, namun perjalanan karir seorang sastrawan juga tidak bisa dilepaskan dengan interaksinya kepada sastrawan lain.

Antara satu penulis dengan penulis lain, misalnya. Baik secara ikatan emosional, maupun melalui aktivitas kepenulisan, seorang penulis membutuhkan penulis lain untuk membaca dan dibaca karyanya. Penulis membutuhkan kritik dan masukan, demi menemukan ide-ide dan teori baru. Inovasi akan berlanjut apabila ada sesuatu yang terbarukan, sedangkan “baru” akan muncul, kalau ada yang kita sebut dengan “lama”. Dalam konteks ini, saya maksudkan ada semacam proses berkesinambungan antara karya yang lahir dan yang akan lahir.

Ada Apa Dengan Komunitas?

Memaknai kehidupan seorang penulis, tentu akan melihat seluk-beluk antropologi manusia, kehidupan masyarakat sosial, hingga merambat ke dalam psikologi pribadi pengarangnya. Kemudian daripada itu, penulis tidak hanya sekedar memproduksi, namun juga mengonsumsi sebanyak-banyaknya ide dari sumber di luar dirinya sendiri.

Reseptif-Produktif menjadi bagian dari diri penulis sebelum menerjemahkannya pada karya. Gejala ini menunjukkan keterikatan penulis dengan nilai-nilai humanis serta mengakhirinya pada harapan dan tujuan tertentu.

Komunitas sastra selaku pelindung yang saling memberikan kekuatan bagi penulis-penulis untuk aktif berkarya juga memperhatikan perkembangan karya sastra bersama-sama. Fungsi komunitas ini akan nampak bila ikatan emosional, empati dan kebersamaan terjalin di antara personel komunitas. Sesederhananya komunitas sastra, tak selalu berbentuk organisasi yang mengatur dengan jelas fungsi-fungsi personelnya secara formal.

Ada kelonggaran yang membuat komunitas sastra berbeda dengan komunitas lainnya, sebab kehadirannya bersumber dari inisiatif, kepekaan masing-masing orang akan sastra melalui minat, misi dan tujuan tertentu. Tidak ada batasan maksimal dan minimal dalam menetapkan anggota komunitas. Kebebasan juga berlaku pada status, usia dan hal-hal lain, sesuai kesepakatan komunitas dan prinsip bersama.

Bersatunya penulis dan komunitas, bukanlah hal baru. Catatan perjalanan sejarah sastra Indonesia telah menunjukkannya. Hakikat komunitas seumpama muara bagi aliran ide dan tujuan-tujuan sejenis yang dimiliki oleh pengayom-penikmat-penggiat sastra.

Kemunculannya secara sadar, terjadi perlahan pada kesamaan asa dan lokus konsentrasi penulis, embrio awalnya di tahun 1920-an dengan sebutan Angkatan Balai Pustaka. Keseriusan kajian topik-topik lokal dengan pemikiran universal, usaha pembebasan, hingga kritik terhadap budaya, adat istiadat dan pemerintah oleh Marah Rusli, Muhammad Yamin serta Sanusi Pane, yang di’komunitas’kan menjadi Angkatan Balai Pustaka.

Tidak hanya sampai disana. Pada tahun 1940-an muncul lagi komunitas dengan julukan Angkatan Pujangga Baru yang dipelopori oleh Chairil Anwar, dan kawan-kawan. Pada tahun 1960-an yang disebut dengan Angkatan ’66 dengan banyak tokoh sentral seperti Taufik Ismail, WS. Rendra, Toto Sudarto Bachtiar dan lain-lainnya.

Memasuki era 90-an, pelabelan “komunitas” semakin spesifik digunakan. Keseriusan komunitas tak cuma penanda angkatan tertentu, namun hampir menyerupa kesatuan organisatoris yang disusun secara tersistem, mempunyai tendens dan visi bersama ataupun untuk kepentingan umum. Pada akhirnya di konteks ini komunitas menjadi sarana penulis dalam menggerilyawankan karya dan misi-misi kepenulisannya.

Banyaknya pemikiran yang terus bersinggungan dalam suatu komunitas, menimbulkan gairah dan semangat untuk selalu berbuat selangkah lebih maju pada diri penulis. Dibukanya forum diskusi untuk saling belajar dan berbagi wawasan, membangun komunikasi asertif, penyebaran arus informasi dan berpartisipasi aktif melaksanakan seminar, workshop serta apresiasi dalam rangka menambah perhatian masyarakat sastra, adalah manfaat berkomunitas. Manfaat ini akan terus terasa bila aktifitas berkomunitas berjalan dengan maksimal oleh seluruh personel.

Yang menjadi kendala yakni jika komunitas sudah tidak sanggup lagi membendung gesekan pemikiran yang terus terjadi di dalamnya. Komunitas sastra bukan lagi sebagai ladang penyemai benih-benih ide pembaruan, namun bisa menjadi medan pertempuran bagi para penulis ataupun merebak menjadi konflik antar komunitas. Kecenderungan mematikan karir penulis dari pihak tertentu dengan kritik-kritik tajam oleh oknum atau media tertentu, misalnya, kerap menjadi masalah. Ini tentu membawa iklim yang tidak baik bagi perkembangan sastra.

Komunitas Ikut Mewarnai

Pendapat kolektif menjadi ciri sebuah komunitas. Setiap komunitas, pasti memiliki landasan, arah dan maksud-maksud demi mewujudkan tekadnya. Kendatipun dalam komunitas, masing-masing penulis tetap memiliki keleluasaan melahirkan karya, namun pola dan pandangan tersebut akan mempengaruhi mind-set karya yang terlahir.

Memang agak tergesa-gesa bila kita lantas menuding komunitas sastra sebagai agen pengatur kiblat sastra, genre sastra, kajian sastra dan sebagainya, karena tidak semua penulis pada kenyataannya bergiat ataupun bergabung dalam suatu komunitas. Ada juga penulis yang berkarya secara indie (independent) dan tidak bergabung dengan komunitas manapun, toh tetap punya banyak ide untuk mewarnai khazanah sastra. Namun demikian, bukankah perlu dicermati bahwa perbandingan penulis-penulis yang terhimpun dalam komunitas akan lebih besar kuantitasnya bila disejajarkan dengan penulis-penulis yang memilih “sendiri”.
Perbandingan dalam jumlah kuantitas ini dirasa membutuhkan data yang lebih relevan, untuk itu perlu penelitian lebih mendalam mengenai hal tersebut. Akan tetapi, saya akan membatasi penalaran ini dengan analogi sebagai berikut :

Bila dalam sebuah komunitas, terdiri dari (sekurang-kurangnya) tiga orang. Ketiga orang tersebut melahirkan satu karya setiap minggunya, maka akan ada duabelas karya yang terlahir dalam waktu satu bulan. Mari kita bandingkan dengan seorang penulis yang berkarya independen, (mandiri) dan padanya dapat terlahir satu karya per minggunya, maka dalam sebulan dia akan dapat menghasilkan empat karya. Dari segi intensitas kelahiran karya yang bermuatan tendens tertentu, jumlah ini pasti tidak seimbang.

Perubahan dan perkembangan kiblat sastra bergantung pada aktifitas mayarakat sastra itu sendiri, bisa dari golongan akademisi, kritikus, sastrawan, hingga ke ranah pembaca yang senantiasa mengapresiasi karya sastra. Begitupun, pasti ada peran tertentu yang membentuk dan mewarnai lebih kuat, dalam hal ini kita sebut saja mereka dengan istilah komunitas.

Medan, 2013

*) Penulis mahasiswi Semester VIII, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Dijumput dari: http://www.analisadaily.com/news/read/2013/01/13/100071/komunitas_dan_entitas_sastra/#.UPLgDKx2Na8

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita