08/11/12

Air Mata buaya

Johan Edy Raharjo *
Sastra-indonesia.com

Silau sinar matahari merasuk kedalam kamarku, kehangatannya menarik selimut hingga aku benar-benar merasakan kehangatannya, mataku masih sayu, inginku pejamkan lagi mata ini, namun berontak hatiku melawan, aku duduk diatas ranjang, rasa malas masih menguasai tubuhku, pikiranku melayang, teringat kata pamungkas darinya.

Aku mengenalnya, sepanjang perjalanan awal tahun pelajaran, dengan tak sengaja, aku memegang kakinya, mengurutnya, bukan karena apa, tapi karena ia terkilir saat bermain batminton. Ya itulah aku mengenalnya, kedekatanpun terjalin, benih-benih asmarapun kian lama kian terasa, namun aku tak bereaksi karena aku masih ingin sendiri menikmati hidup, hidup bebas sebebas burung elang yang bisa terbang kesana kemari dengan merentangkan sayapnya selebar-lebarnya, begitulah diriku, masih ingin mencari kebebasan yang tak ada penghalang, tak ada sesuatu yang membatasi hakku. Kedekatan itu, ya, itu hanyalah sebuah kenyataan yang sulit di buktikan. Kedekatan itu, hanyalah bayangan semu yang ada disaat matahari muncul, dan akan menghilang disaat matahari tenggelam hingga pagi menjelang. Dan akupun tau bahwa aku merasakan yang namanya sebuah anugerah hidup, yakni cinta. Dan akupun tau bahwa ia telah merasa dengan orang lain, hingga kehendak diri untuk membelok dari yang bernama kedekatan yang menghasilkan rasa cinta. Namun dengan kata yang tak bisa ku buktikan, aku tertuduk, aku tak berdaya, ya, aku ingat itu, sebuah kata yang mengikat leherku untuk tak bergeming dari singgasana dimana aku terduduk terdiam tak berdaya,, ya kata itu selalu berada dalam memori panjangku, “dengan tetesan air mata aku rela jika engkau akan pergi”. Dan biarkan aku sendiri disini. Ya kata itu, kata itu telah mengikatku dalam tiang asmara tanpa bukti nyata. Dan akupun tak bergeming, aku tetap sendiri. Dengan menatap langit yang selalu sama dari malam ke malam berikutnya, apakah itu yang namanya stabilitas jagad, berjalan dengan pasti walau perlahan. Tetaplah menanti, dan itu ku akui bahwa dalam diriku memang ada, ya, ada rasa yang tak bisa kuduga, rasa yang tak bisa hilang sepanjang masa, dan tetap ada dalam pendirianku. Walau aku tau, ia telah ada rasa dengan orang lain, bahkan bukan hanya rasa, namun punya, ya iya telah menjadi miliknya, namun bukan untuk selamannya, dan aku tau itu sejak lama, dan kata itu, ya kata itu, setelah aku tanya sebuah kepastian, yang kuterima sama dengan kata sebelumnya, ya kata itu, tak asing lagi, selalu ku terima, “dengan tetesan air mata aku melepasmu jika kamu ingin pergi”. Benarkah itu adalah tetesan air mata, air mata yang mengalir jika aku benar-benar pergi, aku tak tau, itu hanyalah ada dalam pesan yang kuterima, dalam nyata aku tak pernah tau, bahkan ia terlihat cerah ceria mendampinginya saat berlatih hingga larut malam, saat perjalanan panjang, atau saat pertemuan, tapi mengapa ia mengikatku dengan sebuah kata, aku tak boleh pergi. Dan aku harus duduk bersila menanti datangnya wahyu roso tresno yang menghampiriku disaat hari telah tiba, ia ingin aku hadir dalam sebuah acara yang tak ingin aku hadiri, aku tau, ya aku tau bahwa ia akan hadir bersamanya, bersamanya, walau dalam kata yang tersampaikan ia sangat menginginkan kehadiranku, namun ia terlihat cerah ceria bersamannya, wajah apakah yang ia tampilkan, aku melihatnya, didepanku, walau aku merasa, dan ia juga merasa, namun aku diam seribu bahasa, saat ia bersanding dengannya, entah apa yang diinginkan dariku, apa tetesan air mataku, seperti tetesan airmatanya dalam pesan singkat yang ia kirim padaku. Apakah tetesan mata ku yang telah layu ini yang ia harapkan. Aku tahu, ya aku tau, apa yang ia inginkan, ia ingin aku melihat ia dengannya. Agar aku bisa merasa apa itu tetesan air mata.

Ku terima lagi, seperti biasa, bisa kutebak, pesan singkat, tetesan air mata kepedihan, melepas kepergianku jika benar-benar aku ingin pergi. Dan aku diam seribu bahasa. Benarkah itu tetesan air mata darinya, aku tak sanggup menumpahkan airmatannya. Walau aku tau air mata batinku selalu mengalir saat kulihat ia bersamannya, di depanku, di hadapanku dengan senyum kepadaku, senyuman yang tajam, lebih tajam dari pisau cukur perlahan mengiris nadi arteriku. Namun aku dipucuk diam, kulihat foto dirinya dalam kronologinya, pelukan mesra dipangkuan dan senyum kebahagiaan menyelimuti dirinya, tak ada diriku dalam pikirannya, hingga aku benar-benar seperti bayangan, ada saat matahari bersinar cerah dan hilang tak berbekas saat malam tiba. Ya, kini tetesan air mata batinku mengalir, benar-benar mengalir, ku sampaikan dengan pesan singkat, memang, rasa itu, ya, rasa itu ada dalam dunia yang tak bisa dilihat, ya. Rasa dibalik kisah nyata.

Dan rasa dalam diriku, ku berikan pada orang lain, ya, dalam dunia nyata, dan kuterima pesan singkat lagi, dengan tetesan air mata aku melepasmu. Entah apa maksud dari tetesan air mata itu, air mata apa. Dan rasa itu, yang kupunya, kuberikan lagi padanya, dan ia menerima, saat rasa dalam dirinya diberikan padaku, namun dalam perjalanan waktu, rasa dirinya, ia berikan kepada orang lain juga, aku tau dan benar-benar terjadi, tetesan air mata batinku mengalir yang kesekian kalinya, dan kusampaikan dengan pesan tersampaikan. Hingga aku pun juga memberi rasa pada orang lain juga, ya, aku benar benar tak punya pilihan, rasa dalam diriku diikat dengan tetesan air mata, namun rasa yang ia punya seakan bebas berkeliaran kesana kemari, mencari tempat bertengger yang nyaman, mapan, dan saat aku kepuncak diam, saat semua rasa telah bercabang, dan kata itu telah berubah, ya, benar-benar berubah, kata itu sangat jarang terucap dari bibir manis seorang gadis yang anggun nan mulia, ya kata itu,, kata pertama yang kuterima, air mata yang kuterima, air mata apakah gerangan yang menjadi tanda tanya besar bagiku, ya kini kuterima sebuah pesan “air matamu hanyalah air mata buaya”. Begitulah, air mata batinku yang mengalir dihargai seperti air mata buaya. Aku berada dalam pucuk diam, dan tersenyum simpul, benarkah air mata batinku adalah air mata buaya? Bukankah air matamu sendiri air mata buaya itu. Ku berikan katu itu kembali. Dan benar, benar apa yang terjadi, dalam pucuk diam, aku tak mendapatkan lagi yang namannya “dengan tetesan air mata aku rela melepasmu yang tidak lain adalah air mata buaya itu sendiri.

Pacitan, 2012

*) Johan Edy Raharjo, lahir di Pacitan, 09 Nopember 1989. Mahasiswa STKIP PGRI PONOROGO, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Alamat, Rt 03/04 Krajan Desa Kemuning Kec, Tegalombo Kab, Pacitan.
Dijumput dari:  http://sastra-indonesia.com/2012/10/air-mata-buaya/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita