04/05/12

Melezatkan Pelajaran Sastra di Sekolah

Adrian Ramdani
http://www.kompasiana.com/adrianramdani

Pelajaran sastra. Memang ini seolah suatu pelajaran yang kurang diminati banyak siswa sekolah. Mereka lebih cenderung memilih pelajaran yang menantang dan bersifat ilmiah. Matematika, Fisika, Kimia, merupakan pelajaran favorit yang dianggap paling digemari dan memberikan manfaat yang lebih dari sebuah puisi atau cerpen. Pelajaran sastra dirasa hanya diberikan sebagai pelengkap dan termasuk bagian dari pelajaran bahasa Indonesia. Porsi yang diberikan seolah-olah dianggap tidak terlalu penting nantinya atau dengan kata lain tidak menunjang untuk kehidupan masa depan.

Ketika pelajaran sastra -merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia- diberikan seolah hanya penyelipan dari pelajaran tentang bahasa. Memang teori-teori yang diberikan begitu menumpuk dengan diriingi sedikitnya aplikasi dan tidak seperti pelajaran lainnya, sehingga perkembangan pemikiran pun kosong. Tugas yang diberikan pun hanya menyangkut pembuatan suatu karya sastra yang instant dan tidak melalui suatu proses. Proses yang diperlukan untuk membimbing siswa agar menumbuhkan jiwa pembebasan yang lepas setelah kepala-kepalanya dipadati oleh celoteh-celoteh teori yang “klasik” dari buku. Dan jika tugas ini diberikan yang akhirnya selesai dikerjakan oleh siswa, diberikan penilaian yang sama dengan tugas pelajaran lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan esensi sastra itu sendiri, yang tidak bisa diukur dengan angka. Sebenarnya inilah sesuatu yang dashyat dari sastra. Menumbuhkan pemikiran yang bebas dan hakikat kehidupan yang alami.

Ketika sastra diajarkan, ketika itu pula kebosanan biasa melingkupi suasananya. Cara pengajaran materi yang berulang-ulang memang membuat para siswa menjadi bosan. Siswa yang telah berat otaknya, ditambah lagi pelajaran sastra yang menurut mereka membosankan dari segi cara mengajarkannya. Inilah kendala-kendala yang mungkin mengakibatkan pelajaran sastra kurang diminati. Biasa para guru pun agak malas ketika harus mengajarkan sastra dan hanya memberikan tugas, sehingga pelajaran sastra hanyalah sebagai pelajaran yang ‘numpang lewat’. Selain itu kurangnya pengetahuan guru mengenai sastra membuat pelajaran ini terasa monoton dan tidak akraktif. Guru pun mungkin kurang menyukai apresiasi sastra dan kurang termovitasi mengajarkan sastra sehingga mempengaruhi siswa-siswa yang menjadi ‘lesu’ untuk mempelajari sastra.

Suatu perkenalan yang unik dan mengesankan sangat perlu ketika mengenalkan pelajaran sastra ini. Hal ini dapat dijadikan sebagai sentuhan pertama yang baik. Sesuatu yang ‘nyeleneh’ bisa dilakukan guru atau agak sedikit ber-teater sambil membacakan puisi. Siswa yang tadinya ‘beku’ menjadi cair melihat tingkah gurunya yang sedang mengajarkan sastra. Mungkin cara ini agak aneh. Tapi ini ampuh.

Minat baca khususnya pada buku sastra pada siswa-siswa juga ikut mempengaruhi pengajaran sastra. Biasanya para siswa lebih perhatian pada sesuatu yang disimak daripada yang dibaca, sehingga memang situasi budaya lisan lebih berkembang pesat dari pada budaya tulisan.

Budaya bersastra dan pengapresiasiannya pada di lingkungan sekolah masih rendah. Sarana-sarana yang menunjang ke arah sana pun dirasa kurang. Perpustakaan sekolah masih dirasa minim buku-buku sastra. Kegiatan-kegiatan yang bernilai sastra pada lingkungan sekolah sebenarnya harus lebih digalakkan dan lebih terjadwal.

Adalah Kang Erwan Juhara, salah satu guru SMUN 10 di Bandung yang merupakan guru bahasa Indonesia dan berhasil menumbuhkan jiwa sastra pada siswa-siswanya. SMUN ini pun berhasil menarik perhatian banyak sastrawan dan sekolah lain yang ingin menirukannya. Kang Erwan membuat pemikiran para siswanya tumbuh berkembang dan bebas serta menyukai sastra dengan caranya tersendiri..Pelajaran sastra di sekolah itu pun menjadi pelajaran yang favorit, sehingga terasa lezat ketika mempelajarinya. Kang Erwan sendiri mempunyai yayasan dan sanggar seni yang bergerak dalam bidang seni dan sastra yaitu Yayasan Jendela Seni, suatu komunitas yang sebagian besar anggotanya berasal dari pelajar.

Para sastrawan pun telah bergerilyawan menyerang sekolah-sekolah di seluruh SMU se-Nusantara dengan membuat kegiatan bernilai sastra bekerja sama dengan majalah Horison yaitu, “Siswa Bertanya, Sastrawan Bicara”. Kegiatan ini terbilang sukses dalam menumbuhkembangkan sastra di sekolah-sekolah. Sambutan siswa-siswa ini pun sangat positif, terlihat dari banyaknya siswa yang mengikuti kegiatan SBSB di sekolahnya. Hasilnya banyak sastrawan-sastrawan muda yang mulai tumbuh dari sekolah-sekolah.

Pelajaran sastra tidak sekedar mengenal sastra kepada siswa. Mendekatkan sastra sangatlah penting, terutama nilai-nilainya yang berguna memahami hidup. Ungkapan jiwa, nuansa kehidupan, keindahan, semuanya tercipta dalam sastra. Siswa-siswa dapat mengembangkan pemikirannya serta talenta dalam menulis, sehingga dapat memaknai hidup.

Mungkin kita pernah mendengar cerita mengenai Dead Poets Society, yang mengisahkan bagaimana menikmati pelajaran sastra dari seorang guru dengan cara pengajarannya yang esentrik. Di situ terlihat bahwa pelajaran sastra merupakan pelajaran yang berbeda dengan lainnya. Di saat pelajaran yang ‘berat’ bagi otak dengan tugas-tugas yang bertumpuk, datanglah pelajaran sastra yang sentuhan pertama yang ringan tetapi dengan substansi yang begitu berisi, menjelma menjadi pelajaran yang begitu menyenangkan. Di samping itu memang peran guru begitu besarnya ketika mendekatkan sastra kepada sisiwanya. Pendekatan yang dilakukan pun dengan proses yang sedikit demi sedikit tapi meyakinkan. Pada saat itulah pelajaran sastra bisa mengisi kehausan siswa-siswanya akan sesuatu yang baru. Sesuatu yang membuat ekspresi/ungkapan jiwanya keluar begitu alami yang selama ini terendap. Karena setiap jiwa mempunyai endapan kata-kata hati yang dahsyat ketika dikeluarkan.

Pelajaran sastra merupakan pelajaran yang ‘lezat’ jika kita benar-benar tahu cara menikmatinya. Tidak kala lezat dengan pelajaran lainnya. Bahkan mungkin ini yang terhebat dari yang lainnya. Dari segi subtansinya pun sangat berbobot, jika kita membidiknya dengan tepat. Dengan sastra kita dapat menggambarkan suatu keindahan hidup yang benar-benar harmonis. Hal ini juga yang ingin disampaikan para sastrawan dengan kegiatan SBSB-nya. Kegiatan yang benar-benar ingin mengenalkan sastra kepada para siswa. Bagaimana nikmatnya sastra pun dipaparkan dengan begitu bersahaja oleh Taufik Ismail, Putu Wijaya, Sutardji Calzoum Bahri, dan lain-lain.

Guru harus dituntut menguasai pengetahuan sastra, teori, sejarah, dan kritik sastra dengan seksama dengan mengikuti perkembangannya dari waktu ke waktu. Mencintai sastra secara pribadi dengan tulus berpengaruh juga agar lebih semangat dalam pengajaran sastra. Apresiasi yang mendalam mengenai suatu karya sastra dapat menjadi pegangan dalam membimbing siswa untuk mengenal sastra.

Cara pengemasan pengajaran sastra harus dilakukan lebih variatif dan menarik. Mungkin ini agak sedikit popular (pop). Pengemasan ini dirasa sangat perlu, mengingat dunia mereka penuh dengan warni-warni kehidupan yang ngepop. Lalu kenapa tidak ketika mengajarkan sastra mencoba mengenalkannya secara ngepop tanpa menghilangkan esensi sastra itu sendiri. Misalnya mengenalkannya pada syair-syair lagu pop yang sekarang ini sering memakai puisi sebagai andalan lagu seorang penyanyi atau grup band. Mudah-mudahan siswa-siswa tadi menjadi tertarik untuk mempelajari dalam lebih dalam lagi.

Peran guru salah satunya seperti Kang Erwan patut diperhatikan dalam mengembangkan sastra di sekolah. Pelajaran sastra yang diberikan menjadi lezat dengan porsi yang tepat.

Dijumput dari: http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2010/10/12/melezatkan-pelajaran-sastra-di-sekolah/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita