04/05/12

Jilbab dan Feminisme

Iwan Nurdaya-Djafar *
http://www.lampungpost.com/

KARYA Qassim Amin (1865-1908) bertajuk Tahrir al-Mar’ah (Pembebasan Kaum Perempuan) merupakan kitab pertama dalam sejarah feminisme Islam yang terbit pada 1899 di Mesir.

Sejatinya, karangan Bapak Feminisme Mesir itu tak bisa dikatakan sebagai temuan baru karena sebelumnya telah didahului Rifaah Rafi at-Tahtawi dan Muhammad Abduh. Yakni, dalam hal memberi kaum perempuan pendidikan di sekolah dasar dan memperbarui hukum tentang poligini dan perceraian.

Berbagai analisis atas perdebatan itu dan atas serangan gencar yang ditimbulkan oleh buku itu menegaskan justru sifat radikal dari pandangan Amin menyangkut kaum perempuan itulah yang melahirkan kegemparan.
Kecaman atas karya ahli hukum berpendidikan Prancis itu baru bisa dipahami ketika orang mempertimbangkan bukan pembaruan substantif bagi kaum perempuan yang dianjurkannya, melainkan karena sejumlah hal. Pertama, pembaruan simbolis—penanggalan hijab (jilbab)—yang dipaksakannya. Kedua, pembaruan, sesungguhnya perubahan fundamental dalam kebudayaan dan masyarakat itulah yang dipaksakannya atas masyarakat.

Kebutuhan akan transformasi sosial dan kultural umum menjadi tesis utama buku itu. Dan dalam tesis inilah argumen mengenai kaum perempuan ditanamkan: mengubah adat-istiadat berkenaan dengan kaum perempuan dan mengganti busana mereka. Khususnya dengan menghapus hijab mereka merupakan kunci untuk melahirkan transformasi sosial.

Bak bola salju, anjuran penanggalan jilbab itu bergaung di Mesir. Pada sekitar 1910, penanggalan hijab meningkat demikian tajam di Mesir, sehingga para pengunjung dari negara Arab lain tersentak. Kaum perempuan dalam keluarga Koptik Musa menanggalkan jilbab sekitar 1907. Sebagian sumber lainnya menegaskan perempuan muslim mulai menanggalkannya saat itu. Puncaknya ketika Huda Sya’rawi, pemimpin feminis terkemuka pada 1920-an dan 1930-an dan anak didiknya, Saiza Nabarawi, sekembalinya dari pertemuan Aliansi Wanita Internasional di Roma pada Mei 1923 menanggalkan hijab mereka ketika mereka turun dari kereta api di Kairo.

Pemahaman Agama

Gema anjuran Amin itu bahkan memanjang ke luar Mesir, yakni ke Maroko, manakala ibunda dari feminis Fatima Mernissi yang buta huruf namun ngotot minta dibelikan buku termasyhur itu oleh suaminya sekaligus meminta untuk membacakannya. Tetapi, rupanya gema anjuran Amin itu nyaris tak terdengar sampai ke Lampung Barat setelah 113 tahun kemudian. Pasalnya, Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri berencana mengeluarkan peraturan bupati tentang pemakaian jilbab bagi siswi SMP/sederajat yang beragama Islam.

Hemat saya, jilbab bukanlah urusan yang berdampak akuntabilitas publik seperti halnya zakat atau perbankan syariah. Dan karenanya tak perlu diatur secara publik entah dalam wujud peraturan daerah atau peraturan bupati syariah. Jilbab adalah urusan pribadi. Ratusan perda syariah yang diproduksi pascaotonomi daerah sepanjang tidak berdampak pada akuntabilitas publik sejatinya bertentangan dengan asas konstitusionalisme yang dianut UUD 1945.

Sebagai isu agama pun jilbab adalah sesuatu yang dapat diperdebatkan. Di samping pendapat yang mewajibkannya, tentu ada juga pendapat yang menolaknya. Jamal al-Banna menuturkan ada yang beranggapan kerudung merupakan sebuah kewajiban bagi perempuan bila tidak menggunakan dianggap sebagai penyimpangan dari agama. Nah, fikih seperti ini harus ditinjau ulang, karena kalau kita teliti secara cermat, kewajiban berjilbab berasal dari satu sumber, yaitu hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas.

Pertanyaannya, apakah kita percaya membuta kepada hadis Ibnu Abbas atau justru mencoba memahami kandungan ayat dalam Alquran? Hemat saya, sesuai dengan paradigma fikih baru di atas, Alquran harus dijadikan landasan, bukan hadis yang dimungkinkan riwayat palsu. (2006: xi). Dalam bukunya yang lain, Hijab, dia tidak mewajibkan hijab bagi perempuan. Baginya, jilbab adalah pakaian adat dan rambut perempuan bukan aurat.

Tahar Hadad, reformis asal Tunisia, juga menandaskan perempuan tak perlu berjilbab karena menurutnya jilbab adalah satu bentuk alienasi perempuan. Harun Nasution termasuk tokoh yang menentang kemapanan bahwa memakai jilbab itu wajib bagi perempuan muslim. Baginya, persoalan jilbab merupakan masalah pemahaman agama. Tiap orang bebas dalam melakukan pemahaman agama pada dirinya.

Menurut Ziauddin Sardar, bagi kelompok-kelompok muslim tertentu, khususnya kaum tradisionalis dan kaum puritan, jilbab adalah keyakinan yang pokok. Tetapi, jilbab, seperti para sarjana perempuan Muslim moderat telah memperlihatkan, adalah sesuatu yang pra-Islam, kebiasaan kelas atas yang kemudian dipungut dalam masyarakat muslim. Waktu ada debat soal jilbab di Prancis tahun 1989, Maxime Rodinson mengingatkan di Assyria, 2.000 tahun sebelum Masehi, ada larangan untuk berjilbab bagi pelacur. Dan dua abad setelah Masehi, Tertullien, seorang penulis Kristen yang apologetik, menyerukan agar semua perempuan berjilbab atas nama kebenaran.

Indonesia

Dr. Andree Feillard menuturkan banyak perempuan Indonesia bingung mengenai jilbabisasi ini. “Saya ingat satu kalimat yang muncul pada waktu saya membuat penelitian pada 1991. Ada seorang perempuan yang lagi beragumentasi dengan seorang yang berjilbab. Lantas, bagaimana dengan nenek moyang kita, apakah mereka tidak saleh karena mereka tidak berjilbab? Teman yang berjilbab waktu itu tak bisa menjawab. Feillard juga menyimpulkan bahwa jilbab di Indonesia tidak mempunyai fungsi perlindungan dari kaum laki-laki, memang lebih sopan daripada di banyak negara lain. Guru besar UIN Jakarta Siti Musdah Mulia menandaskan jilbab bukanlah simbol apa-apa, bukan simbol kesalehan.

Jalan tengahnya, mengenakan jilbab dipersilakan saja sepanjang itu menjadi pilihan pribadi, tetapi mengharuskannya secara publik melalui perda atau perbup syariah adalah pemaksaan kehendak. Apalagi, jika sampai menembak mati perempuan yang tak mengenakannya seperti pengalaman di Sudan dan Iran. Serta, terhadap Zilla Huma Usman, aktivis sosial yang menjabat menteri sosial Pakistan semasa Zia ul-Haq melaksanakan program reislamisasi, yang ditembak mati pada Februari 2007.

*) Iwan Nurdaya-Djafar, Budayawan /13 April 2012

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita