20/03/12

Memupuk Kebangsaan dengan Sastra

Arie MP Tamba
http://www.jurnas.com/

Pada masa awal ‘terbentuknya‘ Indonesia, banyak karya sastra Indonesia yang bisa menjadi saksi bagaimana proses indonesiasi berlangsung. Dengan penuh semangat, dalam segala keterbatasan, para sastrawan masa itu menghasilkan karya mereka berupa buku sederhana, terbitan terbatas, yang kadang beredar dari tangan ke tangan. Dan setelah kemerdekaan tercapai, sebagian besar penulis itu kesulitan menyelamatkan naskah mereka.

Beruntunglah Indonesia memiliki seorang HB Jassin. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, karya-karya imajinatif dan cerdas dari para penulis Indonesia awal itu, sebagian berhasil diselamatkan HB Jassin dengan cara mengoleksi dan mengulasnya. Hingga apa yang dikumpulkan HB Jassin ini kelak tercatat jadi ‘pemula‘ sastra Indonesia modern.

Hans Bague Jassin, atau lebih sering disingkat menjadi HB Jassin (lahir di Gorontalo , 13 Juli 1917 — meninggal di Jakarta, 11 Maret 2000 pada umur 82 tahun) — adalah seorang pengarang, penerjemah, penyunting, dosen, dan kritikus sastra ternama Indonesia. Ia mendapat banyak penghargaan nasional dan internasional. Ramon Magsasay Award adalah salah satu penghargaan internasional yang disematkan padanya.

HB Jassin menyelesaikan pendidikan dasar di HIS Balikpapan, lalu ikut ayahnya pindah ke Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Di sana ia menyelesaikan pendidikan menengah (HBS). Dan pada saat itu ia sudah mulai rajin menulis, dan karya-karyanya dimuat di beberapa majalah.

Dari Medan, ia sempat bekerja sukarela di kota kelahirannya, di kantor Asisten Residen Gorontalo. Kemudian ia menerima tawaran Sutan Takdir Alisjahbana untuk bekerja di badan penerbitan pemerintahan Belanda, Balai Pustaka, Jakarta, pada 1940.

Bergabung dengan Balai Pustaka, perjalanan HB Jassin semakin terfokus ke dunia sastra. Di Balai Pustaka ia berada di pusat kehidupan sastra Indonesia yang menggeliat dengan semangat “sastra nasional”. Para penulis generasi baru Indonesia menjadi teman-temannya. HB Jassin mempromosikan dan menyebarkan karya-karya mereka, yang berisi pemikiran “keindonesiaan”.

Mulai dari Balai Pustaka, selanjutnya HB Jassin menjadi redaktur dan kritikus sastra di berbagai majalah. Seperti tak ada habisnya, setiap penerbitan yang menjadi tolok ukur perkembangan sastra Indonesia menyertakan HB Jassin sebagai redaktur. Antara lain Pandji Poestaka, Mimbar Indonesia, Zenith, Sastra, Bahasa dan Budaya, Horison, dan lain-lain.

Dalam masa paling produktifnya, ulasan-ulasan HB Jassin “berpengaruh” menentukan standar sastra. Meski kritik yang dikembangkannya dianggap bersifat edukatif dan apresiatif, lebih mementingkan kepekaan daripada teori ilmiah ‘“ banyak sastrawan merasa ‘tidak lengkap‘ bila karyanya belum mendapatkan ulasan HB Jassin. Sebuah “acc” HB Jassin seperti pengakuan sah tidaknya mereka jadi sastrawan.

Karena begitu besarnya “pengaruh” HB Jassin, pengarang dan penerjemah Gayus Siagian (almarhum) menjulukinya Paus Sastra Indonesia. HB Jassin diandaikan memiliki kapasitas untuk menentukan “benar” dan “salah” dalam sastra Indonesia. Tentu saja hal ini berlebihan, tapi begitulah adanya.

Pada 1970-an misalnya, ada beberapa penulis senior yang berada di “lingkaran luar” HB Jassin, sebelum akhirnya diakui ke “lingkaran dalam”. Di antaranya Motinggo Busye dan beberapa penulis yang aktif menulis novel populer. Meskipun karya-karya mereka laris di pasar, mereka di “lingkaran luar” karena “kepausan” HB Jassin belum memperhitungkan karya mereka sebagai sastra serius.

Saat itu istilah ‘sastra populer‘ mengemuka dan menimbulkan polemik. Hasilnya beberapa penulis sastra populer, di antaranya Motinggo Busye sendiri, kemudian menulis novelet serius di majalah Horison. Sementara beberapa penulis populer, dengan ‘sadar‘ membentuk kelompok sendiri di luar hiruk-pikuk sastra serius.

HB Jassin kerap jadi pusat kontroversi. Pada 1956, ia membela Chairil Anwar yang dituduh sebagai plagiat, melalui bukunya yang terkenal, Chairil Anwar Penyair Angkatan 45. HB Jassin sekaligus menobatkan Chairil Anwar sebagai pelopor angkatan sastra baru setelah Pujangga Baru, yakni Angkatan 45. Pro-kontra berlangsung. HB Jassin dianggap ‘memaksakan‘ penamaan angkatan sastra dengan peristiwa politik.

Ia ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan (Manikebu) pada 1963, yang membuatnya dikecam sebagai anti-Soekarno oleh Lekra. Namun ia juga memuat cerpen Langit Makin Mendung karya Ki Panji Kusmin yang dianggap ‘menghina Tuhan‘ di majalah Sastra pada 1971. Karena menolak mengungkapkan nama asli si pengarang, HB Jassin dijatuhi hukuman penjara satu tahun dengan masa percobaan dua tahun. Tindakannya jadi bukti nyata adanya “perlindungan” atas kebebasan berekspresi di Indonesia. Sampai kini, siapa Ki Panji Kusmin tetap jadi ‘rahasia‘ HB Jassin dan penulisnya.

Hasil jerih-payah HB Jassin mengoleksi karya sastra, saat ini bisa ditemukan di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Berdiri sejak 1977, fasilitas itu diberikan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin, untuk mendukung perkembangan sastra Indonesia. Masa itu rumah HB Jassin memang sudah tak sanggup lagi memuat timbunan buku-buku, kliping, majalah, dan berbagai surat pengarang yang dikumpulkannya sejak tahun 1940-an.

Dengan adanya PDS HB Jassin, Indonesia telah memiliki pusat dokumentasi sastra Indonesia terlengkap. Dari sana banyak skripsi, tesis dan disertasi ditulis, yang kemudian ikut pula didokumentasikan. Labih dari 50 ribu buku dan majalah sastra, kliping koran, dan catatan pribadi para penulis menanti peneliti. Ruangan PDS HB Jassin juga terbuka untuk forum diskusi dan kunjungan sastra dari sekolah dan kampus.

HB Jassin rajin menulis. Kumpulan esai aslinya sekitar 20 buku, dan terjemahan karya asing sebanyak 10 buku. Buku-bukunya yang paling terkenal adalah Gema Tanah Air, Tifa Penyair dan Daerahnya, Sastra Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai (empat jilid, 1954-1967) dan interpretasi membaca Alquran, Alquran Bacaan Mulia. Di dalam buku HB Jassin, Surat-surat 1943-1983, dikumpulkan sekitar 100 surat dari 100 penulis dan seniman Indonesia.

HB Jassin mendapat gelar sarjana pada 1957 dan Doktor Honoris Causa delapan belas tahun kemudian di kampus yang sama, Universitas Indonesia. Ia berkesempatan melakukan studi sastra perbandingan ke Universitas Yale, Amerika Serikat. Ia menguasai bahasa Inggris, Belanda, Prancis, dan Jerman.

Banyak mahasiswa dan kenalannya mengenang kisah unik HB Jassin di UI. Pada saat itu ia merangkap sebagai mahasiswa dan pengajar. Selama kelas sastra, terutama mata pelajaran Jawa kuno, Sansekerta, HB Jassin jadi seorang mahasiswa yang rajin dan duduk penuh perhatian seperti mahasiswa lainnya.

Tapi ketika mata kuliah Sastra Modern Indonesia, HB Jassin akan berdiri dan maju ke depan. Memberikan kuliah dengan serius, sebagai seorang Doktor Sastra Indonesia Modern.

Arie MP Tamba/dari berbagai sumber /16 Nov 2011

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita