02/07/10

Venus

AS Sumbawi
http://media-sastra-indonesia.blogspot.com/

Hujan jatuh di luar jendela. Angin dingin menyelusup lewat sela-sela pintu dan jendela kamar. Waktu menunjukkan pukul 22.21 di jam dinding.

Maria masuk sembari mengeringkan rambutnya dengan selembar handuk merah. Ia baru saja mandi setelah hujan mengguyur tubuhnya dalam perjalanan pulang dari rapat sebuah LSM tadi. Seperti biasa, ia langsung mandi. Kalau tidak, tubuhnya akan terserang demam. Dan ia tidak mengizinkan hal itu terjadi.

Sebenarnya, ia bisa menghindari hujan. Akan tetapi, setelah beberapa waktu menunggu hujan tak kunjung reda, akhirnya ia memutuskan pulang. Tak peduli meskipun basah kuyup. Ia ingin cepat-cepat tiba di rumah. Rapat yang ia ikuti sejak pagi sungguh menyerap banyak tenaga dari tubuhnya .

Maria melangkah mendekati jendela. Dilihatnya hujan menggerimis. Jalanan cukup sepi. Angin dingin terasa segar di tubuhnya. Setelah menggeraikan tirai, ia berjalan menuju meja rias.

Di atas kursi plastik merah, Maria menyisir rambutnya yang setengah basah sembari menatap wajahnya di permukaan cermin. Meskipun ia tak pernah memoles wajahnya dengan aneka macam kosmetik, beberapa temannya mengakui kecantikannya. Alamiah. Cukup bedak tipis di wajahnya. Namun begitu, banyak laki-laki yang terus mendekatinya. Mencoba mengerami cinta di dadanya, meskipun ia sudah me-wanti-wanti mereka agar buru-buru berjalan ke belakang.

Maria berjalan ke luar dan sebentar kembali dengan menutup pintu. Ia Kemudian menghampiri rak buku. Seperti biasa, meskipun tubuhnya begitu lelah, ia tak bisa tidur sebelum membaca. Dan ketika membaca itulah ia kerap tertidur tanpa sengaja.

Tiba-tiba ekor matanya menangkap sesuatu di meja komputer. Sebuah amplop putih tergeletak di sana. Ya, pagi tadi sebelum berangkat rapat, seorang lelaki menemuinya. Memberikan amplop putih itu kepadanya. Maria mengambil isi amplop putih itu. Ada 2 buah tiket dan sepucuk surat.

Untuk Maria Shofia
Kalau Maria ada waktu, aku punya 2 tiket nonton pementasan teater “Mega-mega” karya Arifin C. Noor. Kalau tidak ada teman untuk nonton bersama, ini nomor teleponku: 081332077543.
Alang

Maria tersentak ketika tiba-tiba terdengar suara menyapa. Sesosok makhluk bersayap dan berpakaian putih-putih dengan mahkota di atas rambutnya yang tergerai telah berdiri di hadapannya.

“Siapa kau?”
“Venus!”
“Venus siapa? Aku tak kenal kau!”
“Ingat-ingatlah….”

Maria berpikir. Akan tetapi, sebelum sempat menggerakkan bibirnya, Venus mendahului.
“Kau tak ingat padaku?”

Maria menatap tajam, mencoba menyelidiki siapa sebenarnya sesosok yang mengaku sebagai Venus itu. Sementara Venus menebarkan senyum manisnya.

“Akulah Dewi Cinta itu dan aku kecewa padamu!”
“Kecewa?! Aku tak kenal kau. Dan aku tak pernah berurusan denganmu.”
“Uuh, cantik. Tapi, kepala batu,” Venus diam sejenak.
“Dengarlah, cantik! Aku kecewa sebab kau menyia-nyiakan kecantikan yang ada pada dirimu.”
“Menyia-nyiakan?! Apa maksudmu?”
“Coba kau tengok masa lalumu! Kau begitu keras berusaha membunuh cinta. Hanya karena rasa kecewa pada cinta yang pernah kautemui.”

“Dan sekarang, aku akan merias kecantikanmu dengan cinta,” lanjut Venus.
“Aku tak butuh cintamu. Dan perlu kautahu, aku sudah bahagia.”
“Ehm, bahagia?! Yang benar saja?! Buktinya, kau berusaha begitu keras membunuh sesuatu dalam dirimu. Kebahagian hanya ada dengan cinta. Begitu juga dengan perjuangan yang kaulakukan bersama teman-temanmu untuk membela nasib orang-orang yang tertindas. Tanpa cinta semuanya adalah omong kosong.”

Maria masih menatap tajam. Sementara Venus terus menebarkan senyum manisnya.
“Siapa kau sebenarnya?!”
“Sudah kukatakan bahwa aku adalah …”
“Pergi!” bentak Maria. Venus tak bergeming.
Cepat pergi! Aku tak ada waktu untuk melayanimu,” kata Maria kemudian berjalan menuju ranjang.
“Aku kasihan padamu. Sungguh kasihan. Tentang hidupmu yang tak lebih seperti kertas dan tulisan yang biasa kauhadapi itu”, kata Venus.

“Pergiiiiiiiii….!!” bentaknya sembari melemparkan buku dari tangannya. Maria tersentak. Buku itu, buku itu menerobos tubuh Venus lantas menghantam dinding kamar. Venus tetap dengan senyum manisnya seakan-akan tak terjadi apa-apa.

Maria merapatkan tubuhnya ke dinding sambil mengusap airmata yang berlelehan di pipinya. Perlahan-lahan Venus mendekatinya. Duduk di tepi ranjang.

“Jangan menangis, sayang. Aku tak pernah bermaksud menyakitimu. Aku hanya ingin kau merenungkan segalanya dengan jujur,” kata Venus.

Malam dingin dan sepi. Hanya derak jarum jam dinding yang memenggal waktu di tiap detik yang paling jelas terdengar.

“Ehm, siapa namamu?” kata Venus.
“Maria…….., Maria Shofia.”
“Nama yang cantik. Seperti orangnya”, Venus diam.
“Maria, siapa pemuda itu?” lanjutnya.
“Alang.”
“Ya, Aku tahu itu. Tapi, bukan itu. Maksudku….”
“Aku tak begitu mengenalnya.”
“Ya, memang begitu. Tapi, bagaimana pemuda itu menurutmu?”
“Bukankah menurutmu dia pemuda yang baik?” tambahnya.
“Pasti ada udang di balik batu.”
“Tepat. Kalau tak ada udang di balik batu, ia tak akan melakukan segala yang berkaitan dengan dirimu.”

Maria teringat dengan Alang. Salah seorang mahasiswa yang sering dilihatnya di kampus, di tahun terakhir kuliahnya satu tahun yang lalu. Tiba-tiba saja sekitar satu bulan yang lalu, Alang meneleponnya. Ingin berkenalan dengannya. Dan tadi pagi ia datang menemuinya dengan membawa amplop putih.

“Dia mencintaimu. Dan aku tahu bahwa kau juga mencintainya,” kata Venus.
“Aku tidak memikirkannya.”
“O, sayang. Cinta tak perlu dipikirkan. Tapi, dirasakan. Apakah kau mau hidupmu sepi tanpa cinta?”
Maria termenung. Sementara Venus berjalan menuju meja seperangkat komputer, mengambil amplop putih beserta isinya.
“Besok pergilah nonton teater bersamanya. Apalagi, naskah “Mega-mega” karya Arifin C. Noor merupakan salah satu karya yang bagus.”

“Ehm,…bukankah sudah selesai malam ini?” kata Maria setelah terdiam sesaat.
“Coba kaubaca tiket itu!” kata Venus setelah menyerahkan amplop beserta isinya. Maria mengambil selembar tiket, kemudian membacanya. Memang besok malam masih ada pementasan.

Maria tersentak ketika Venus sudah tak ada di sampingnya. Ia mencari ke sana ke mari. Namun, ia tak menemukannya. Sementara di dinding, jari-jari waktu menunjukkan pukul 23.04.
*

Maria rebah di atas punggung kasur. Wajahnya tersenyum terkenang peristiwa beberapa saat yang lalu. Ia baru saja pulang dari nonton teater bersama Alang.

Ternyata, mengasyikkan juga. Benar kata Venus, naskah “Mega-mega” merupakan salah satu karya yang bagus. Tentang masalah sosial, cinta, kehidupan, dan sebagainya. Kemasan pementasannya juga bagus. Apalagi ketika adegan Tukijan dan Retno, pikir Maria. O, sungguh mereka saling mencintai. Dan Alang….

Maria mengalihkan pandangannya ketika dengan tiba-tiba ekor matanya menangkap sesosok bayangan duduk di kursi di depan kaca rias.

“Kau Venus?” katanya. Venus tersenyum.
“Apakah kaurasakan hidupmu lebih berwarna. Indah seperti pelangi?” katanya. Maria diam. Benarkah hidupku lebih berwarna? Indah seperti pelangi?, pikir Maria.
Maria menoleh ke arah Venus. Akan tetapi, ia telah pergi.(*).

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita