D Pujiyono
http://www.suaramerdeka.com/
Pelbagai sebutan telah dikenakan pada mendiang Paus Yohanes II.
Pejuang kebenaran, pembela kehidupan, penentang budaya kekerasan dan kematian, pelopor perdamaian, pembela kaum miskin dan komunikator ulung.
Presiden Iran Mohammad Khatami menyebut Paus Yohanes Paulus II sebagai seorang tokoh agama yang sangat terpuji. Dia juga mengatakan Paus yang bernama asli Karol Wojtyla ini adalah orang yang mengusahakan terciptanya koeksistensi damai, moderasi, dialog antar-agama, terutama antara Islam dan Katolik. Pernyataan ini disampaikan, ketika Paus Yohanes Paulus II wafat Sabtu, 2 April 2005 melalui Al-Jazeera.
Satu sebutan lagi yang mesti dikenakan, ia adalah seorang seksolog yang andal. Beberapa bulan setelah terpilih, Paus Yohanes Paulus II mengeluarkan ensiklik pertamanya Redemptor Hominis (4 Maret 1979). Kemudian ia mengeluarkan Ensiklik II yang berjudul Dives in Misericordia (30 Nopember 1980). Pada tahun berikutnya muncul Ensiklik Laborem Exercens (14 September 1981). Kira-kira empat tahun sesudah itu, muncullah Ensiklik Slavorum Apostoli (2 Juni 1985).
Melihat itu semua, tentu saja banyak orang mencoba menebak-nebak arah kepemimpinan Paus Yohanes Paulus II.
Ternyata, tanpa diketahui oleh banyak orang, secara perlahan-lahan Paus Yohanes Paulus II sedang membuat revolusi besar. Boleh percaya atau tidak, Yohanes Paulus II membuat sebuah revolusi seks! (halaman 17).
Banyak orang mungkin akan bereaksi: seorang pemimpin besar agama, nan suci, agung dan terhormat bicara soal seks! Sebagian orang memandang seks, sebagai sesuatu yang rendah, tabu dan hanya konsumsi untuk obrolan orang-orang pinggiran. Ada pula yang berkomentar; tahu apa Paus tentang seks? Ia seorang selibat (tidak menikah). Ia menyerahkan hidup dan kesucian tubuhnya untuk Tuhan. Untuk bisa bicara tentang seks, tidak harus mengalami atau menghayati dulu, sebagaimana bicara soal etik lainnya: Jangan membunuh, Jangan berzina, Jangan mencuri. Untuk mengerti dan memahami segala hal yang berhubungan dengan seksualitas, tidak harus pernah mengalami dulu. Pun, seks tidak hanya terbatas pada hubungan seks atau persetubuhan. Istilah seks, sekarang sudah sering diselewengkan dan pada giliranya direduksi menjadi melulu hubungan badan. Seks itu menyangkut dasar hidup setiap manusia, sejak lahir, bertumbuh, sebelum menikah, selibat atau menikah, menyambut kelahiran anak, sampai akhirnya mati.
Deshi Ramadhani, penulis buku ini menjelaskan kekristenan senyatanya sangat seksual. Kitab Suci menunjukkan bahwa Allah yang mewahyukan diri-Nya dalam Kitab Suci tidak punya persoalan menggunakan tubuh manusia sebagai simbol. “Mengapa sekarang pembicaraan tentang seksualitas menjadi sesuatu yang tabu, seolah-seolah menjadi sesuatu yang asing dari Kitab Suci, asing dari kesucian?“ urai Doktor Teologi, pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara ini. Buku ini disusun dari pergulatanya sebagai seorang selibat (yang menghayati hidup tidak menikah), dengan memasukkan ajaran “Teologi Tubuh“ dari mendiang Paus Yohanes Paulus II. Menurut Yohanes Paulus II, seperti dikutip dalam buku ini, tubuh memiliki arti yang melekat (nupsial), sehingga perubahan dunia akan bisa diperbaiki jika setiap manusia mulai memahami arti nupsial dalam tubuhnya.
Setiap bagian tubuh manusia adalah perkataan tentang Allah, sehingga Allah mau mewahyukan diri-Nya dalam Kitab Suci melalui simbol-simbol tubuh. Hanya tubuh manusia yang membuat terlihat apa yang tidak bisa terlihat, yang spiritual dan yang ilahi. Ajaran Paus ini sangat baik, terutama pada era modern ini ketika tubuh manusia sering disalahgunakan, bahkan hanya sebagai objek saja.
Buku ini bisa mengguncang pemahaman kita tentang ungkapan cinta insani lelaki dan perempuan, sebagai gambar dan rupa Allah sendiri! Paus Yohanes Paulus II telah menyediakan bom waktu lewat ajaran-ajarannya mengenai tubuh manusia. Pada saatnya bom waktu itu akan meledak, dan efeknya akan dirasakan tidak hanya di dalam gereja, tetapi di seluruh dunia, karena memang semua itu akan menyentuh manusia secara mendasar.
Bila bom ini meledak, tidak ada pilihan lain, cara manusia hidup dengan tubuhnya dan mengenali tubuhnya, atau memperlakukan tubuhnya, mau tidak mau harus diubah. Mau tidak mau, segala macam cara harus dilakukan agar tubuh manusia dikembalikan ke keadaan sebagaimana itu semua diciptakan.
Tidak ada pilihan lain, seluruh cara paham kita tentang seks dan seksualitas harus ditinjau kembali.
Tidak ada pilihan lain, seluruh ekonomi global akan terkena akibatnya, karena banyak bisnis besar bergerak dan ditentukan oleh perlakuan terhadap Judul: Lihatlah Tubuhku, Membebaskan Seks Besama Yohanes Paulus II Penulis: Deshi Ramadhani SJ Penerbit: Kanisius, Yogyakarta Cetakan: Pertama, Oktober 2009 Tebal: x+ 268 halaman tubuh manusia.
Teologi tubuh menawarkan sebuah pembebasan seksual dengan cara berbeda.
Kita diajak untuk melihat seks sebagai yang tak terpisahkan dari kenyataan diri kita manusia yang bertubuh ini. Istilah “seks bebas“ adalah tipuan zaman ini.
Yohanes Paulus II ingin menawarkan sebuah bentuk “seks bebas“ yang sejati.
Artinya, seks sebagai tanda penunjuk jelas akan keadaan manusia sebagai gamabar dan rupa Allah sendiri, yang pada dasarnya memiliki sifat dasar “bebas“.
Bukan melakukan apa pun yang kita kehendaki, melainkan melakukan apa yang memang diserukan oleh bahasadalam tubuh kita. Seks yang pada dasarnya bebas itu adalah dorongan untuk mencintai. Artinya, seks memampukan kita untuk tidak melakukan apa yang “kita rasa baik“, melainkan apa yang memang sungguh baik, not what “feels“ good, but what “is“ good.
Tidak hanya ajaran “Teologi Tubuh“ yang mengajak semua orang memandang tubuh sebagai bait Allah. Paus Yohanes Paulus II, juga bicara seks dalam arti sempit (hubungan suami-istri). Ia mengatakan.. “secara anatomis gairah muncul dalam cara yang sama baik dalam diri perempuan maupun laki-laki (tempat bangkitnya gairah itu terdapat dalam system cerebro-spinal pada S2-S3)“. Lebih lanjut ia mengatakan: “Klimaks harus dicapai dalam harmono, tidak dengan mengorbankan salah satu pihak, tetapi dengan keduanya terlibat secara penuh.“ Dengan kata lain, wahai, suami dan istri, khususnya hai suami, usahakanlah supaya hubungan seks kalian tidak memanfaatkan pribadi lain, melainkan mencapai klimaks secara bersamaan.
Hal itu mulai dikumandangkan secara lantang sejak 1958, oleh seorang dosen etika di Universitas Lublin Polandia, yang bernama Karol Wojtila. Dengan demikian, sudah dua puluh tahun ia menjadi Paus, mediang Paus Yohanes Paulus II sungguh tahu soal seks. Ia memutuskan menerjukan diri ke bidang yang mungkin oleh rekan sesama imam atau uskup ketika itu dianggap wilayah tabu, kotor, tidak boleh didekati oleh orang yang ingin mengejar kesucian hidup. Ia melakukan itu karena ia yakin, dari sanalah penebusan manusia secara utuh harus dimulai.
Sekali lagi, melihat ini semua, Karol Wojtila –Yohanes Paulus II almarhum-adalah seorang seksolog yang ulung. Satu pesan singkat yang membaca buku ini muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Junianto
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abang Eddy Adriansyah
Abdi Purmono
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurahman Wahid
Abidah el Khalieqy
Abiyyu
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achiar M Permana
Ade Ridwan Yandwiputra
Adhika Prasetya
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Adreas Anggit W.
Adrian Ramdani
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Agus Utantoro
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajie Najmudin
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Saefudin
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alhafiz K
Ali Shari'ati
Alizar Tanjung
Alvi Puspita
Alwi Karmena
Amarzan Loebis
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amiruddin Al Rahab
Amirullah
Amril Taufiq Gobel
Amy Spangler
An. Ismanto
Andrea Hirata
Andy Riza Hidayat
Anes Prabu Sadjarwo
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anne Rufaidah
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
Ari Dwijayanthi
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Aris Darmawan
Aris Kurniawan
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asep Yayat
Askolan Lubis
Asrul Sani
Asvi Marwan Adam
Asvi Warman Adam
Audifax
Awalludin GD Mualif
Awaludin Marwan
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Bambang Bujono
Bambang Irawan
Bambang Kempling
Bambang Unjianto
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonnie Triyana
Bre Redana
Brunel University London
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hatees
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cepi Zaenal Arifin
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Cucuk Espe
D Pujiyono
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darwin
David Krisna Alka
Dedy Tri Riyadi
Deni Ahmad Fajar
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dicky
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Dodi Ambardi
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Khoirotun Nisa’
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Suprianto
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulwesi
Endi Haryono
Endri Y
Enung Sudrajat
Erwin
Erwin Dariyanto
Erwin Setia
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evieta Fadjar
F. Aziz Manna
Fadjriah Nurdiarsih
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Farida-Suliadi
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Feby Indirani
Felik K. Nesi
Fenny Aprilia
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Firdaus Muhammad
Firman Nugraha
Fuad Nawawi
Galang Ari P.
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Maryanto
Guntur Alam
Gus tf Sakai
Gusti Eka
H Marjohan
HA. Cholil Mudjirin
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hanik Uswatun Khasanah
Hans Pols
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hawe Setiawan
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Heru Kurniawan
Heru Nugroho
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Hudel
Humaidiy AS
Humam S Chudori
I.B. Putera Manuaba
Ibn Ghifarie
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idrus
Ignas Kleden
Ika Karlina Idris
Ilham khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tranggono
Indrian Koto
Intan Indah Prathiwie
Inung AS
Iskandar Noe
Iskandar P Nugraha
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut Fitra
J.J. Rizal
Jacques Derrida
Jafar Fakhrurozi
Jafar M Sidik
Jafar M. Sidik
Jaleswari Pramodhawardani
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jean-Marie Gustave Le Clezio
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ Rizal
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Jonathan Ziberg
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku
Juli
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kang Warsa
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasijanto Sastrodinomo
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Keith Foulcher
Khansa Arifah Adila
Khisna Pabichara
Khrisna Pabichara
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristine McKenna
Kritik Sastra
Kukuh Yudha Karnanta
Kurie Suditomo
Kurniawan Yunianto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L. Ridwan Muljosudarmo
Lan Fang
Langgeng W
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Leo Kelana
Leo Tolstoy
Lia Anggia Nasution
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Abdullah Badri
M Aditya
M Anta Kusuma
M Fadjroel Rachman
M. Arman AZ
M. Faizi
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Misbahuddin
M. Mushthafa
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Makyun Subuki
Maman S Mahayana
Marcus Suprihadi
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Mashuri
Matroni
Matroni El-Moezany
Mawar Kusuma
Max Lane
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Miziansyah J.
Moh. Samsul Arifin
Mohammad Eri Irawan
Muhammad Antakusuma
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhammd Ali Fakih AR
Muhidin M. Dahlan
Mukhlis Al-Anshor
Mulyo Sunyoto
Munawir Aziz
Murnierida Pram
Musa Asy’arie
Mustafa Ismail
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nandang Darana
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nazar Nurdin
Nenden Lilis A
Nezar Patria
Nina Herlina Lubis
Ning Elia
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nobel
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novelet
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nunik Triana
Nur Faizah
Nur Wahida Idris
Nurcholish Madjid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurman Hartono
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Obrolan
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Olivia Kristinasinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Oyos Saroso H.N.
Pandu Jakasurya
Parak Seni
Parakitri T. Simbolon
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Pembebasan Sastra
Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta-Toer
Pringadi Abdi Surya
Pringadi AS
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Rahmat Hidayat
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ranang Aji S.P.
Ranggawarsita
Ratih Kumala
Ratna Sarumpaet
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Rengga AP
Resensi
Resistensi Kaum Pergerakan
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Risang Anom Pujayanto
Riswan Hidayat
Riyadi KS
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rojil Nugroho Bayu Aji
Rukardi
S Sopian
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sari Oktafiana
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra
Sastra Liar Masa Awal
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Selo Soemardjan
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Sevgi Soysal
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Slamet Hadi Purnomo
Sobih Adnan
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sotyati
Sri Wintala Achmad
St. Sunardi
Stefanus P. Elu
Stevy Widia
Sugi Lanus
Sugilanus G. Hartha
Suherman
Sukardi Rinakit
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Surat
Suripto SH
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susiyo Guntur
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi San
Syafruddin Hasani
Syahruddin El-Fikri
Syaiful Amin
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T Agus Khaidir
Tasyriq Hifzhillah
Tatang Pahat
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tia Setiadi
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tony Herdianto
Tosa Poetra
Tri Purna Jaya
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulfatin Ch
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Utami Widowati
UU Hamidy
Veronika Ninik
Vien Dimyati
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Utomo
Walid Syaikhun
Wan Anwar
Wandi Juhadi
Warih Wisatsana
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Wayan Supartha
Wendoko
Wicaksono Adi
William Bradley Horton
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Wong Wing King
Y. Wibowo
Yang Lian
Yanuar Yachya
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopie Setia Umbara
Yos Rizal Suriaji
Yoserizal Zein
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudhi Herwibowo
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Zacky Khairul Uman
Zakki Amali
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhou Fuyuan
Zul Afrita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar